Wednesday, October 7, 2015

Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Sebagai Alat Komunikasi



Penggunaan Bahasa Indonesia Secara Baik dan Benar

Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi.Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karenanya, laras bahasa yang dipilih pun harus sesuai.
Dengan kata lain, bahasa yang kita gunakan sesuai dengan lawan bicara, sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman ketika berkomunikasi.

Bahasa yang benar mengacu pada kaidah penulisan dan pengucapan Bahasa Indonesia seperti yang tertera dalam kamus besar Bahasa Indonesia, dan terdapat pula di EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

Dalam menggunakan Bahasa Indonesia, selain memperhatikan kata yang baik, maka harus dilakukan dengan benar, maksud dari kata benar adalah bahasa yang sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa baku, baik dalam kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang disesuaikan dengan lingkungan ditempat kita berada dan disamping itu kita mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa syarat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Oleh karena itu kita harus menghindari pemakaian bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.

Contoh percakapan seoarang mahasiswa dengan dosen dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar:

Mahasiswa    : Permisi Pak, saya ingin bertanya mengenai tugas minggu lalu, karena saya belummendapat konfirmasi ulang dari Bapak.
Dosen             : Kamu sudah mengirim tugas tersebut ke email Saya?
Mahasiswa     : Sudah Pak.
Dosen             : Baiklah, nanti Saya periksa kembali.
Mahasiswa      : Terima kasih Pak.


Bahasa Indonesia Sebagai Alat Komunikasi

Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan sarana ekspresi diri. Komunikasi tidak akan berjalan dengan baik apabila ekspresi diri kita tidak diterima atau tidak dipahami orang lain atau lawan bicara.

Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita memiliki tujuan tertentu, diantaranya:

- Kita ingin dipahami orang lain
- Kita ingin agar gagasan atau pemikiran kita dapat diterima oleh orang lain
- Kita ingin meyakinkan orang lain terhadap pandangan kita
- Kita ingin orang lain menanggapi hasil pemikiran kita
Contoh penggunaan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.

Presentasi:

Komunikasi antara satu orang dengan dua atau lebih lawan bicara, fungsi bahasa disini sangat terlihat  jelas, karena kita akan berhadapan dengan banyak orang dimana kita harus membuat orang lain mengerti akan konsep dan maksud dari materi yang akan kita sampaikan, bagaimana orang mau membeli atau menggunakan produk atau jasa kita, jika kita saja tidak jelas dan yakin dalam memaparkannya. Jadi dengan membuat oang lain mengerti kita harus menggunakan bahasa yang baik, benar, dan jelas. 

Referensi:

Sunday, June 21, 2015

Bekerjasama dalam Team (Kelompok) atau Team Work

Pengertian Kelompok

Sebagai makhluk sosial, manusia cenderung  hidup dengan cara berkelompok. Berbagai kelompok manusia bisa ditemukan di atas permukaan bumi ini. Dasar pandangan dalam membentuk kelompok itu sendiri bisa berdasarkan dari berbagai macam hal. Mulai dari kelompok orang yang mempunyai hobi yang sama, aktivitas yang sama, sampai kelompok orang yang berasal dari suatu daerah yang sama.

Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, menyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi (Cartwright & Zander, 1968; Lewin, 1948).


Karakteristik Kelompok
  1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.
  2. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.
  3. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
  4. Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
  5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.


Tahapan Pembentukan Kelompok

Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.

Tahap 1 - Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.

Tahap 2 – Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.

Tahap 3 - Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.

Tahap 4 - Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.

Tahap 5 - Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.


Kekuatan Team Work

Team work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya. Harus disadari bahwa team work merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi paling populer di tim.

Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.

Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari team work. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.

Berikut poin-poin teamwork yang baik:
  1. Teamwork adalah kerjasama dalam tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.
  2. Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
  3. Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa.
  4. Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen harus disingkirkan.
  5. Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
  6. Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
  7. Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama.
  8. Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
  9. Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana?
  10. Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat proses pencapaian target.
  11. Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemboikotan kerjasama.
  12. Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target tidak perlu waktu yang lama.
  13. Ingatlah selalu bahwa: ‘teamwork makes the dream work’.

Implikasi Manajerial

Implikasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti sebab oleh sebab itu implikasi manajerial di bidang team atau kelompok mengakibatkan banyaknya keuntungan yaitu kegiatan kelompok yang dapat lebih direncakan karena ada proses management team.


Referensi:


Thursday, May 14, 2015

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

Definisi Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang  apa yang harus dilakukan dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat penting. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada relasi sesama.


Dasar Pengambilan Keputusan

  1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi yaitu Pengambilan keputusan yang berdasarkan perasaan hati yang seringkali bersifat subyektif. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat, untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan sepihak dan bersifat perasaan.
  2. Pengambilan Keputusan Rasional yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional berfikir dan lebih bersifat objektif. Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna pikir. Masalah–masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif dan dapat diukur.
  3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman yaitu Pengambilan keputusan yang berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis di kemudian hari.
  4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan data empiris dan fakta nyata sehingga dapat memberikan keputusan yang valid sehingga tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi. Istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
  5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang yaitu pengambilan keputusan yang berdasarkan atas wewenang/kedudukan yang dimiliki oleh seseorang yang menjadi pemimpin. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.


Jenis-Jenis Keputusan Dalam Organisasi

Keputusan organisasi secara metode:
  • Metode tradisional : Pengambilan keputusan dengan metode ini dilakukan secara intuisi dan kebiasaan.
  • Metode modern : Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan matematis dan menggunakan instrumen modern seperti komputer dan perhitungan statistik.

Keputusan dikategorikan dengan berapa banyak waktu yang diperlukan oleh wirausahawan untuk membuatnya, bagian organisasi mana yang harus dilibatkan untuk membuat keputusan tersebut, dan fungsi organisasi mana keputusan tersebut difokuskan. Mungkin metode kategorisasi keputusan yang umumnya diterima adalah didasarkan pada bahasa teknologi komputer dan pembagian keputusan menjadi dua tipe dasar; terprogram dan tidak terprogram. 

1.  Keputusan Terprogram 
Menurut Herbert A. Simon, keputusan terprogram adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan organisasi biasanya mengembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya.

2  Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang biasanya merupakan keputusan yang dikeluarkan sekali, sifatnya tidak secara rutin dan umumnya tidak tersruktur dibanding keputusan yang terprogram.


Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan

1.    Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.

2.    Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.

3.    Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.

4.    Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.

5.    Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.

6.    Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.


Implikasi Manajerial Dalam Pengambilan Keputusan

Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam organisasi sekolah Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.


Referensi:

Thursday, April 9, 2015

Kepemimpinan

Arti Penting Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan sesuatu yang wajib dalam kehidupan sehari-hari supaya bisa menjadi teratur.
Tugas kepemimpinan dalam suatu organisasi adalah memotivasi sekelilingnya. Dengan adanya sebuah motivasi dari seorang pemimpan mampu membuat karyawannya bekerja lebih keras dan kegiatan menjadi lebih efektif dan efesien.

Selain memberikan motivasi-motivasi kepada para karyawannya, seorang pemimpin harus bisa mengorganisir semua kegiatan dengan cara mendorong seluruh anggota di dalam organisasi supaya bisa bekerja sama.

Tipologi Kepemimpinan

Tipologi kepemimpinan merupakan tipe-tipe kepemimpinan lain yang ada disekitar kita, berikut adalah tipe kepemimpinan menurut (Siagian,1997) :

1.     Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut:
Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

2.      Tipe Militeristis.
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut:
Menggunakan perintah dalam menggerakan bawahannya, senang menggunakan jabatan dan pangkat dalam memberikan perintah, menuntut displin yang tinggi dan melebih-lebihkan formalitas, sukar menerima kritikan, menggemari upacara untuk berbagai keadaan.

3.      Tipe Demokratis.
yaitu gaya kepemimpinan yang cenderung selalu menggunakan musyawarah, namun gaya ini sangat lemah mengambil sikap dalam setiap tindakannya dan terkesan pragmatik. Gaya ini secara epistemologis cenderung beraliran liberal-moderat.

4.      Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.

5.      Tipe Karismatik.
Tipe kepemimpinan ini tidak dapat dijelaskan secara nyata karena pemimpin yang disukai karena karismanya cenderung tidak memiliki patokan khusus dalam mencirikan apa yang disukai dari sifat kepemimpinan dengan tipe ini. Karisma seorang pemimpin  biasanya tercipta secara alami dari sikap pribadi pemimpin tersebut.

Dari kesemua tipe kepemimpinan di atas hendaknya setiap pemimpin berusaha untuk menjadi pemimpin dengan tipe demokratis, karena tipe kepemimpinan seperti inilah yang cocok untuk masa modern seperti saat ini.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

1. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan faktor esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin itu memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus dia perbuat, atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.

2. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula yang mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.

3. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.

4. Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus saling dikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.


Implikasi Manajerial dan Kepemimpinan dalam Organisasi

Dalam sebuah proses manajerial peran pemimpin sangat penting untuk mengatur tata pengoperasionalan organisasi. Pemimpin yang baik akan mengatur segala sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien, pemimpin yang baik juga akan disukai oleh bawahannya sehingga jika pemimpin membutuhkan kerjasama dari bawahannya mereka tidak akan segan untuk melakukan tugasnya masing-masing secara baik dan benar.
Kepemimpinan seseorang secara otomatis akan menggambarkan sebagian besar sifat pribadi orang tersebut, baiknya jadilah pemimpin yang disegani karena ilmu yang dia miliki dan bukan karena orang takut akan kekuatan yang dimiliki pemimpin tersebut.

Sumber:

http://dian-ratnas.blogspot.com/2013/06/implikasi-manajerial-dan-kepemimpinan.html

Monday, March 16, 2015

Peran Komunikasi Dalam Organisasi

Didalam organisasi, suatu proses komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting. Kinerja dari suatu organisasi dapat dinyatakan baik atau buruk tergantung dari komunikasi yang dilakukan oleh organisasi itu sendiri. Jika komunikasi dilakukan secara baik maka kerja sama di dalam organisasi akan berjalan dengan baik dan begitupun sebaliknya. 

Pengertian dan Arti Penting Komunikasi

Bentuk interaksi antara dua pihak atau lebih yang saling menyampaikan dan menerima informasi dengan satu sama lainnya secara verbal maupun tingkah laku untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia, bisa membantu untuk berinteraksi dengan sesama. Karena itulah manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Kita sebagai makhluk sosial, tidak bisa terhindar dari aktivitas komunikasi. Aktivitas tersebut akan terus menerus berlangsung selama masa kehidupannya. Melalui komunikasi kita dapat menyampaikan apa yang ada di pikiran atau mengekspresikan perasaan kita kepada orang lain secara langsung maupun tidak.

Jenis dan Proses Komunikasi

Jenis – Jenis Komunikasi, yaitu:

Komunikasi Lisan.
  • Komunikasi Lisan Secara Langsung.
    Adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling berbicara dengan bertatap muka tanpa ada jarak dan perantara alat komunikasi diantara komunikator dan komunikan.

  • Komunikasi Lisan Secara Tidak Langsung.
    Adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator dengan menggunakan perantara alat komunikasi seperti handphone, telepon dan sebagainya karena disebabkan oleh jauhnya jarak dengan si komunikan. 

Komunikasi Tulisan.

Adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara tulisan tanpa adanya pembericaraan dengan menggunakan bahasa verbal secara langsung. Komunikasi tulisan bisa berupa surat, sms, email, dan sebagainya.

Proses Komunikasi:

Proses komunikasi adalah bagaimana seorang komunikator menyampaikan informasi yang akan disampaikan kepada komunikannya.

Proses komunikasi dapat terjadi jika ada interaksi antar manusia dan adanya penyampaian informasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Bovee dan Thill, proses komunikasi terdiri atas enam tahapan yaitu:
  1. Pengirim atau komunikator mempunyai idea atau gagasan.
  2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu informasi atau pesan.
  3. Pengirim mengirim informasi tersebut kepada perima.
  4. Penerima menerima informasi dari pengirim.
  5. Penerima menganalisis atau mengartikan informasi yang diterimanya.
  6. Penerima memberikan tanggapan dan mengirim umpan balik (feedback) kepada pengirim.

Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah proses penyampaian informasi, ide dan perasaan antara dua atau lebih orang yang hasilnya akan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Tujuan dari komunikasi efektif adalah agar si komunikator dapat menyampaikan informasi dengan menggunakan bahasa non verbal secara baik dan sopan maupun dengan bahasa verbal secara jelas, lengkap dan dapat dimengerti oleh penerima pesan. Dan diharapkan adanya feedback antara komunikator maupun komunikan karena itu menandakan bahwa komunikasi tersebut efektif.

Implikasi Manajerial

Adalah sebuah proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang manajer untuk meningkatkan produktivitas dengan cara meningkatkan kualitas, efektivitas, efisien pada sumber daya yang ada dalam organisasi tersebut. Dengan pengertian yang lain adalah bagaimana para manajer dapat mengembangkan produk yang diproduksi dengan menggunakan sumber daya yang mereka miliki di Negara lain.

Dalam manajemen terdapat 2 implikasi, yaitu:
  • Implikasi prosedural yang meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan.
  • Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.


Referensi: