Ilmu sosial dasar adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah yang
terjadi dan berkembang di kehidupan sosial masyarakat. Ilmu ini mempelajari
berbagai macam masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Cara memecahkan
masalah-masalah tersebut menggunakan teori-teori (fakta, konsep, teori) yang
berasal dari berbagai bidang ilmu pengetahuan dalam ilmu-ilmu sosial seperti
Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi,
Psikologi Sosial dan Sejarah.
Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan dengan
memberikan pengetahuan umum kepada masyarakat tentang konsep kehidupan
bermasyarakat yang memberikan nilai dalam menghadapi masalah-masalah yang
terjadi di masyarakat. Ilmu Sosial Dasar juga merupakan suatu gabungan dari
disiplin ilmu sosial yang digunakan dalam pendekatan dan pemecahan masalah
sosial yang ada di lingkungan sekitar. Ilmu Sosial dasar juga memberikan dasar
– dasar pengetahuan tentang konsep untuk mengkaji gejala sosial.
Ada juga beberapa pengertian Ilmu sosial dasar menurut para ahli,
diantaranya yaitu:
- LEWIS
Ilmu Sosial Dasar adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan
dalam interaksi sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya.
- KEITH JACOBS
Ilmu Sosial Dasar adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah
situs komunitas.
- RUTH AYLETT
Ilmu Sosial Dasar adalah sesuatu yang dipahami sebagai sebuah perbedaan
namun tetap inheren dan terintegrasi.
- PAUL ERNEST
Ilmu Sosial Dasar adalah lebih dari sekedar jumlah manusia secara individu
karena mereka terlibat dalam berbagai kegiatan bersama.
- PHILIP WEXLER
Ilmu Sosial Dasar adalah sifat dasar dari setiap individu manusia.
- ENDA M. C
Ilmu Sosial Dasar adalah cara tentang bagaimana para individu saling
berhubungan
Secara spesifik kemampuan pribadi yang hendak dicapai melalui MKDU
bertujuan menghasilkan warga negara Sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut
:
- Taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki
tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
- Berjiwa pancasila sehingga
segala keputusan serta tindakannya mencerminkannilia-nilai pancasiladan
memiliki integeritas kepribadianyang tinggi, yang mendahulukan kepentingan
nasional dan kemampuan sebagai sarjana Indonesia
- Memiliki wawasan Sejarah
Perjuangan Bangsa, sehingga dapat memperkuat semangat kenbangsaan,
memeprtebal rasa cinta tanah air, meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara,mempertinggi kebangsaan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana
Indonesia.
- Memiliki wawasan komprehensif
dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan, baik
social, ekonomi, politik, pertahanan keamanan maupun kebudayaan.
- Memiliki wawasan yang luas
tentang kehidupan bermasyarakat, dan secara bersama-sama mampu berperan
serta meningkatkan kualitasnya, maupun tentang lingkungan alamiah erta
bersama-sama berperan serta di dalam pelestariannya.
Tema pokok perkuliahan Ilmu Sosial Dasar sebagai bagian dari MKDU adalah
hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya.
LATAR BELAKANG ILMU SOSIAL DASAR
Latar belakang diberikannya ilmu sosial dasar adalah banyaknya kritik yang
ditujukan pada sistem pendidikan oleh sejumlah para cendikiawan, terutama
sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan
berbau colonial, dan merupakan warisan sistem pendidikan Pemerintah Belanda,
yaitu kelanjutan Ari politik balas budi kepada Conrad Theodhore van Deventer.
Sistem ini bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk menjadi
“tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi,
perdagangan, teknik dan keahlian lain, dengan tujuan ekspoitasi kekayaan
Negara.
Selain itu, sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang elite bagi
masyarakat kita sendiri sehingga kurang akrab dengan lingkungan masyarakat.
TUJUAN ILMU SOSIAL DASAR
1. Untuk menambah wawasan
tentang berbagai macam kejadian sosial yang ada di lingkungan masyarakat,
kepribadian luas dan dapat bermusyawarah dengan satu sama lain.
2. Dapat memahami masalah
sosial yang ada di dalam masyarakat.
3. Membantu perkembangan
pikiran mahasiswa dalam bersosialisasi.
4. Memahami dan menyadari
adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada di
dalam masyarakat.
5. Peka terhadap
masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha
menanggulanginya.
6. Menyadari setiap masalh
sosial yang timbul dala masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya mendekatinya
mempelajarinya secara kritis dan interdisipliner.
7. Memahami jalan pikiran
para ahli dalam bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan
mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.
Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar meliputi dua kelompok utama; studi manusia dan masyarakat
dan studi lembaga-lembaga sosial. Yg terutama terdiri atas psikologi,
sosiologi, dan antropologi, sedang yg kemudian terdiri atas ekonomi dan politik.
Sasaran studi ISD adalah aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam
kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan masalah-masalah yang terwujud dari
padanya.
1. Adanya kesatuan sosial
dan keragaman golongan pada masyarakat.
2. Adanya berbagai aspek
masalah sosial yang dapat ditanggapi dengan pendekatan diri sendiri.
3. Adanya kehidupan sosial
dan masyarakat.
4. Adanya studi lembaga
sosial.
Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan 3 golongan :
1. Kenyataan-kenyataan
sosial yang ada dala masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan
masalah social tertentu.
2. Konsep-konsep sosial
atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada
konsep dasar atau elemnter saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari
masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Masalah-masalah yang
timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan
social yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.
Pokok Bahasan Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar terdiri dari 8 Pokok Bahasan, dari kedelapan pokok
bahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan Ilmu Sosial Dasar diharapkan
mempelajari dan memahami adanya :
1. Berbagai masalah
kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2. Masalah individu,
keluarga dan masyarakat.
3. Masalah pemuda dan
sosialisasi serta peranan pemuda dalam pembangunan masyarakat.
4. Masalah hubungan warga
Negara dan Negara
5. Masalah pelapisan sosial
dan kesamaan derajat
6. Masalah masyarakat
perkotaan dan pedesaan
7. Masalah
pertentangan-pertentangan sosial dan Integrasi
8. Pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
9. Pengertian, latar
belakang serta ruang lingkup pembahasan.
10. Peranan pendidikan dalam
pembangunan.
KEMAMPUAN DARI ILMU SOSIAL DASAR
Ada beberapa jenis kemampuan dari ilmu social dasar, diantaranya yaitu:
1. Kemampuan pribadi yaitu
kemampuan untuk dapat menunjukan sikap peduli terhadap lingkungan sosial,
memahami nilai-nilai sosial dan memiliki pandangan luas terhadap
masyarakat.
2. Kemampuan akademis yaitu
kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah atau formal baik dalam lisan maupun
tulisan dan menguasai peralatan analisa yang dibuat.
3. Kemampuan profesional
yaitu kemampuan dalam bidang pekerjaan.
CABANG DARI ILMU SOSIAL DASAR
1. Antropologi adalah ilmu
yang mempelajari manusia pada umumnya, dan khususnya antropologi budaya, yang
mempelajari segi kebudayaan masyarakat.
2. Ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari produksi dan pembagian kekayaan dalam masyarakat.
3. Geografi adalah ilmu
yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia
di atas permukaan bumi.
4. Linguistik adalah ilmu
yang mempelajari aspek kognitif dan sosial dari bahasa.
5. Politik adalah ilmu yang
mempelajari pemerintahan sekelompok manusia termasuk negara.
6. Psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku dan proses mental
7. Sejarah adalah ilmu yang
mempelajari masa lalu yang berhubungan dengan umat manusia.
8. Sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari masyarakat dan hubungan antar manusia yang dalamnya.
ILMU PENGETAHUAN DAN PEMANFAATANNYA
Ilmu pengetahuan dikembangkan untuk meningkatkan harkat hidup manusia, sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Masalahnya, manusia sering memiliki rasa serakah, sehingga ilmu pengetahuan tidak jarang digunakan untuk memenuhi kepentingannya sendiri walaupun dengan cara mengorbankan orang lain. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan ilmu pengetahuan. Karena itulah ilmu pengetahuan harus memiliki etika atau kode etik ilmu pengetahuan. Dalam mempelajari etika ilmu pengetahuan, masalah yang menjadi perhatian utama adalah masalah utilitarisme. Utilitarisme adalah nilai praktis kegunaan ilmu pengetahuan. Dalam konteks utilitarisme, ilmu pengetahuan harus dikembangkan dalam rangka memberikan kebahagiaan dan kesejehteraan semua manusia. Dari situlah perlu ada rasa keadilan dalam penerapan ilmu pengetahuan.
INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN KONSEP INDIVIDU DAN KONSEP KELUARGA
Individu sebagai manusia perseorangan pada dasarnya dibentuk oleh tiga aspek yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial. Dalam perkembangannya menjadi ‘manusia’, sebagaimana diistilahkan oleh Dick Hartoko, individu tersebut menjalani sejumlah bentuk sosialisasi. Sosialisasi inilah yang membantu individu mengembangkan ketiga aspeknya tersebut.
Salah satu bentuk sosialisasi adalah pola pengasuhan anak di dalam keluarga, mengingat salah satu fungsi keluarga adalah sebagai media transmisi atas nilai, norma dan simbol yang dianut masyarakat kepada anggotanya yang baru. Di masyarakat terdapat berbagai bentuk keluarga di mana dalam proses pengorganisasiannya mempunyai latar belakang maksud dan tujuannya sendiri. Pranata keluarga ini bukanlah merupakan fenomena yang tetap melainkan sebuah fenomena yang berubah, karena di dalam pranata keluarga ini terjadi sejumlah krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan dikhawatirkan akan meruntuhkan pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan yang lain apa pun krisis yang terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive.
KONSEP MASYARAKAT DAN KONSEP KEBUDAYAAN
Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan sosial. Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri. Di dalam tubuh masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial, pengendalian sosial, media sosial, dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di dalam masyarakat dilakukan melalui beberapa cara yang pada dasarnya bertujuan untuk mengontrol tingkah laku warga masyarakat agar tidak menyeleweng dari apa yang telah disepakati bersama. Walupun demikian, tidak berarti bahwa apa yang telah disepakati bersama tersebut tidak pernah berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh masyarakat selalu berubah di mana cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro.
Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat adalah kebudayaan, yang antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam komunitas. Kebudayaan di sini dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati yang wujud kebudayaannya adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari serangkaian tindakan yang berpola yang bertujuan untuk memenuhi keperluan hidup. Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu melalui proses belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
Ilmu pengetahuan dikembangkan untuk meningkatkan harkat hidup manusia, sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Masalahnya, manusia sering memiliki rasa serakah, sehingga ilmu pengetahuan tidak jarang digunakan untuk memenuhi kepentingannya sendiri walaupun dengan cara mengorbankan orang lain. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan ilmu pengetahuan. Karena itulah ilmu pengetahuan harus memiliki etika atau kode etik ilmu pengetahuan. Dalam mempelajari etika ilmu pengetahuan, masalah yang menjadi perhatian utama adalah masalah utilitarisme. Utilitarisme adalah nilai praktis kegunaan ilmu pengetahuan. Dalam konteks utilitarisme, ilmu pengetahuan harus dikembangkan dalam rangka memberikan kebahagiaan dan kesejehteraan semua manusia. Dari situlah perlu ada rasa keadilan dalam penerapan ilmu pengetahuan.
INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN KONSEP INDIVIDU DAN KONSEP KELUARGA
Individu sebagai manusia perseorangan pada dasarnya dibentuk oleh tiga aspek yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial. Dalam perkembangannya menjadi ‘manusia’, sebagaimana diistilahkan oleh Dick Hartoko, individu tersebut menjalani sejumlah bentuk sosialisasi. Sosialisasi inilah yang membantu individu mengembangkan ketiga aspeknya tersebut.
Salah satu bentuk sosialisasi adalah pola pengasuhan anak di dalam keluarga, mengingat salah satu fungsi keluarga adalah sebagai media transmisi atas nilai, norma dan simbol yang dianut masyarakat kepada anggotanya yang baru. Di masyarakat terdapat berbagai bentuk keluarga di mana dalam proses pengorganisasiannya mempunyai latar belakang maksud dan tujuannya sendiri. Pranata keluarga ini bukanlah merupakan fenomena yang tetap melainkan sebuah fenomena yang berubah, karena di dalam pranata keluarga ini terjadi sejumlah krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan dikhawatirkan akan meruntuhkan pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan yang lain apa pun krisis yang terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive.
KONSEP MASYARAKAT DAN KONSEP KEBUDAYAAN
Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan sosial. Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri. Di dalam tubuh masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial, pengendalian sosial, media sosial, dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di dalam masyarakat dilakukan melalui beberapa cara yang pada dasarnya bertujuan untuk mengontrol tingkah laku warga masyarakat agar tidak menyeleweng dari apa yang telah disepakati bersama. Walupun demikian, tidak berarti bahwa apa yang telah disepakati bersama tersebut tidak pernah berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh masyarakat selalu berubah di mana cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro.
Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat adalah kebudayaan, yang antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam komunitas. Kebudayaan di sini dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati yang wujud kebudayaannya adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari serangkaian tindakan yang berpola yang bertujuan untuk memenuhi keperluan hidup. Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu melalui proses belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
Source: